Choose Youre Language

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

02 Maret 2014

BENCANA DAN PEMBERSIH DOSA


Aku memikirkan bencana yang luar biasa dan malapetaka tak terkira yang menimpa banyak ulama. Aku lantas berseru: Subhanallah, Allah adalah Dzat paling pemurah, dan kemurahan mengharuskan pengampunan, tapi  mengapa Dia tetap menyiksa dan menimpakan bencana sedahsyat ini?

Aku terus merenung dan berhasil sampai pada kesimpulan: banyak orang seperti  tidak ada walau sebenarnya mereka ada. Mereka tidak mau meneliti dalil-dalil keesaan Allah dan tidak memedulikan perintah Allah dan larangan-Nya. Mereka justru menjalani kehidupan sehari-hari  laksana kawanan binatang.

Jika syariat sesuai dengan keinginan nafsu, mereka mengikutinya; tapi bila syariat tidak sesuai dengannya patokan mereka adalah hawa nafsunya.

Mereka tak peduli apakah uang yang mereka peroleh berasal dari jalan halal atau haram. Kalau merasa ringan mengerjakan shalat, mereka mengerjakannya; tapi jika merasa keberatan melakukannya, mereka meninggalkannya. Sebagian mereka bahkan berani mengerjakan dosa-dosa besar walau sejatinya mereka mengetahui bahwa itu semua adalah dosa.

Kadang ilmu mereka bahkan sangat mendalam, namun dosa mereka justru menumpuk. Maka, akupun tahu bahwa hukuman-hukuman yang telah ditimpakan kepada mereka –sehebat apapun ilmu dia—masih lebih ringan dari dosa-dosa yang telah mereka kerjakan.

Apabila sebuah hukuman diberikan untuk menghapuskan sebuah kesalahan, seseorang dari mereka pun bertanya-tanya, “Oh, apa salah dan dosaku hingga ini ditimpakan padaku?” Orang ini lupa dosa yang pernah dikerjakannya, padahal separuhnya saja sudah bisa mengguncangkan dunia!

Seringkali kita menyaksikan orang tua dihina pada usia senjanya, hingga banyak hati berbelas kasih padanya. Ia tidak tahu bahwa penyebabnya adalah pengabaian hak Allah Ta’ala yang pernah dilakukannya di usia mudanya.

Kesimpulannya, kapan dan dimana saja Anda menyaksikan seseorang yang disiksa, maka yakinlah bahwa itu disebabkan perbuatan dosa yang pernah dikerjakannya. (Shaid al-Khatir - Ibnu al-Jauzi)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar